SURABAYA, - Dana menjadi salah satu penggerak roda gigi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk itu, tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan aplikasi Mari Tumbu yang memungkinkan UMKM mendapatkan pendanaan dari masyarakat dengan basis ekuitas atau yang biasa disebut Equity Crowdfunding.
Equity Crowdfunding merupakan salah satu bentuk instrumen yang memungkinkan masyarakat turut ambil dalam pertumbuhan ekonomi, tak terkecuali pada UMKM. Dengan berbasis ekuitas, nantinya uang yang disetorkan investor akan menjadi bagian kepemilikan atas UMKM yang disertai oleh pembagian risiko dan laba usaha. Kegiatan Abmas ini sementara diterapkan di Desa Kebontunggul, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Rabu (12/10/2022).
Ketua tim Abmas ITS Ninditya Nareswari SM MSc menjelaskan, UMKM di desa tersebut telah memenuhi kebutuhan operasional sehari-harinya. Karenanya, metode Equity Crowdfunding dinilai lebih sesuai dengan kondisi yang ada di lapangan karena sifatnya yang jangka panjang. “Hal ini karena suntikan dana yang didapatkan akan lebih ditujukan untuk kebutuhan dalam mengekspansi usaha, ” jelasnya.
Sosialisasi turut dilakukan untuk memberikan pemahaman dan pengetahuan seputar Equity Crowdfunding dengan melibatkan mahasiswa ITS yang tergabung dalam sebuah tim Kuliah Kerja Nyata (KKN). Selain itu, edukasi mengenai penggunaan aplikasi turut diberikan kepada masyarakat di desa wisata ini. “Nantinya, video tata cara penggunaan aplikasi akan dilampirkan baik kepada masyarakat maupun bagi calon investor, ” imbuhnya.
Nindy, sapaan akrabnya, mengungkapkan bahwa UMKM yang terlibat harus memiliki kelaikan yang ditentukan melalui penilaian. Beberapa bidang yang dinilai di antaranya seperti karakter, kapasitas, capital, kolateral, dan kondisi dari UMKM tersebut. “Asosiasi Pengusaha Desa Indonesia (APEDI) juga dilibatkan dalam penilaian syarat-syarat ini, ” terang dosen Departemen Manajemen Bisnis ITS ini.
Selain itu, Nindy melanjutkan, nantinya UMKM dapat membeli kembali kepemilikan usahanya dari investor. Pelaku UMKM nantinya dapat membeli kembali kepemilikan usahanya bila memutuskan untuk berhenti memperdagangkan sahamnya. “Seusai persetujuan kedua belah pihak, aplikasi Mari Tumbu akan mewadahi proses pembelian kembali saham yang telah beredar sebelumnya, ” ungkapnya.
Tak sendiri, pembuatan aplikasi ini turut melibatkan dosen ITS dari berbagai bidang ilmu. Di antaranya seperti Muhammad Saiful Hakim SE MM PhD, Prof Dr Ir Udisubakti Ciptomulyono MEngSc, Dr Tony Hanoraga SH MH, dan Izzat Aulia Akbar SKom MEng PhD. “Dosen dan mahasiswa ITS dari Departemen Manajemen Bisnis, Teknik Industri, Sistem Informasi, dan Studi Pembangunan turut digandeng untuk menyukseskan abmas ini, ” tambahnya.
Nindy berharap, manfaat dari aplikasi yang dibuat timnya tidak berhenti di Desa Kebontunggul saja. Melainkan, dapat juga untuk membantu pertumbuhan ekonomi bagi UMKM yang tersebar di Indonesia. “Ke depannya, semoga dapat segera diimplementasikan untuk UMKM di Indonesia dan turut memutar roda perekonomian bangsa, ” tutupnya penuh harap. (HUMAS ITS)
Reporter: Ricardo Hokky Wibisono