Salah satu masalah yang harus diatasi adalah terkait stunting. “Stunting adalah masalah pertumbuhan yang disebabkan gangguan gizi kronis, ” ungkap Prof Irwanto yang juga ahli tumbuh kembang departemen ilmu kesehatan anak.
Gangguan gizi kronis bisa terjadi sejak sebelum kehamilan, masa hamil hingga bayi lahir. Seorang Ibu, lanjut Prof Irwanto, perlu mempunyai pengetahuan cukup dan memeliharan kesehatannya untuk memastikan calon buah hatinya akan mendapatkan gizi yang cukup sejak sebelum kehamilan.
Salah satunya mengatasi anemia yang sering terjadi sejak remaja. “Sejak remaja harus memastikan bebas anemia. Supaya saat hamil, tidak mengganggu kebutuhan gizi bagi janin yang dikandung, ” papar Prof Irwanto.
Makan Tepat
Dalam kesempatan program pengentasan stunting yang dilakukan Departemen Obstetri Ginekologi dan Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNAIR itu, Prof Irwanto yang hadir bersama Dr Eighty Mardiyan K, dr, SpOG (K) menyoroti cara pemberian ASI dan makanan sejak bayi lahir.
Misalnya masih didapatkannya bayi yang mendapatkan campuran nasi dan pisang, padahal masih usia di bawah 6 bulan. “Padahal harusnya masih mendapatkan ASI eksklusif, ” tuturnya. Akibatnya, bayi tidak akan mendapatkan gizi dari ASI secara optimal. Bahkan bisa mengalami gangguan kesehatan seputar saluran cerna.
Beberapa balita stunting yang hadir di Puskesmas, mendapat perhatian Prof Irwanto. “Kalau putranya tampak anemia seperti ini, segera diperiksa dengan detil. Karena nanti akan diperlukan tambahan zat besi secara berturut selama 6 bulan. Kalau diabaikan, stunting akan semakin parah, ” saran Prof Irwanto.
Terkait zat besi itu, di depan tenaga kesehatan puskesmas, Prof Irwanto dan dr Eighty mengajarkan pemberian dosis yang tepat agar bisa membantu perkembangan balita stunting.
Pada balita yang lain, Prof Irwanto menemukan perlunya ketelatenan orang tua dalam memberikan asupan gizi bagi balita.
“Makanan sebaiknya diberikan tepat waktu. Diajarkan makan sesuai yang dijadwalkan dan dengan cara yang tepat, ” sarannya.
Hal penting lain, membiasakan balita mengonsumsi sayur dan buah untuk memenuhi mikronutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan balita. (ety)
Editor: Khefti Al Mawalia
Berita terkait
Mengenal Egg Freezing, Berikut Penjelasannya
- Achmad Sarjono
- Mar 20, 2022
- 9300
Terus Salurkan RAISA, Kontribusi Penting ITS di Masa Pandemi
- Achmad Sarjono
- Mar 17, 2022
- 9974
Cegah Penyebaran Covid-19, ITS Terus Lakukan Evaluasi PTM
- Achmad Sarjono
- Feb 25, 2022
- 772
Rekomendasi
Copyright © 2017 Jurnalis Indonesia Satu - All Rights Reserved.