SURABAYA – Memberikan kontribusi dalam memajukan pembangunan infrastruktur Indonesia, Himpunan Mahasiswa Diploma Teknik Sipil Fakultas Vokasi (HMDS FV) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) gelar Civil Talk bertajuk Software Building Information Modeling (BIM) dalam Pembangunan Infrastruktur di Indonesia, Sabtu (15/10/2022).
Sebagai bagian dari kompetisi D VILLAGE 11th Edition yang diselenggarakan oleh HMDS FV, kegiatan yang mengusung tema Era Digitalisasi Konstruksi ini mengundang seluruh warga umum yang memiliki ketertarikan dalam dunia konstruksi. Sehingga tidak hanya mahasiswa tingkat perkuliahan saja yang datang ke acara ini, juga para siswa yang ada di tingkat SMA dan SMK.
Baca juga:
Universitas Brawijaya Raih Akreditasi Unggul
|
Berlangsung di gedung Balai Pemuda Surabaya, Civil Talk mengemban tujuan untuk mengedukasi calon calon insinyur muda mengenai pentingnya peran perangkat lunak atau perangkat lunak ketekniksipilan dalam infrastruktur pembangunan di Indonesia. “Kemajuan infrastruktur adalah ciri kemajuan sebuah bangsa, ” papar Dekan Fakultas Vokasi ITS, Prof Ir Muhammad Sigit Darmawan MEng Sc PhD dalam sambutannya.
HMDS FV turut mengundang dua pembicara yang merupakan ahli dalam bidang konstruksi. Kedua pemateri tersebut adalah Rohimat ST yang merupakan BIM Specialist di PT Jakarta Properindo dan Bayu Anggoro Putro, BIM & Research Department dari PT Wijaya Karya Tbk. Keduanya telah memiliki pengalaman yang ekstensif dalam penggunaan BIM.
Dalam materinya Bayu menjelaskan bahwa secara sederhana BIM adalah sebuah representasi digital dari karakteristik fisik maupun fungsi sebuah bangunan. Dengan demikian, sebuah model bangunan tidak memiliki model tiga dimensi saja, namun juga memiliki database lengkap yang berisi berbagai data dan informasi mengenai setiap komponen di dalam sebuah bangunan.
Mahasiswa dan siswa SMA/SMK yang menjadi peserta kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya dalam pembukaan Civil Talk
Mulai dari tahap konsepsi hingga tahap penggunaan bangunan, BIM dapat digunakan sebagai sumber informasi yang dapat dibagikan kepada berbagai pihak konstruksi. Mulai dari tim desainer, kontraktor, bahkan pengelola bangunan. “Sumber informasi bersama ini dapat menjadi dasar yang andal untuk membuat keputusan selama konstruksi dan penggunaan bangunan tersebut, ” ungkapnya.
Lebih lanjut, Bayu menjabarkan bahwa model BIM yang terkoneksi dengan semua pihak dapat memperbaiki komunikasi antara tim desain dan konstruksi. pembagian dan pengunaan informasi antara berbagai pihak inilah yang meningkatkan efisiensi dan kontrol kualitas dalam sebuah proyek pembangunan.
Tidak hanya itu, dengan memanfaatkan informasi mengenai setiap komponen dalam sebuah bangunan, kontraktor, dan akuisisi tim dapat menentukan secara akurat apa saja bahan dan materi yang diperlukan. Informasi ini dapat digunakan untuk memperkirakan harga material di pasar, sehingga mengurangi pengeluaran. Hal ini lagi-lagi meningkatkan efisiensi sekaligus mengurangi konstruksi. (*)
Reporter: ION 11
Redaktur: Raisa Zahra Fadila