SURABAYA – Pilihan berkarier bagi lulusan hukum sangat beragam. Mulai pengacara, jaksa, hakim, hingga diplomat. Untuk menjadi seorang diplomat, seorang mahasiswa hukum harus mengambil peminatan hukum internasional. Namun, peminatan itu tidak banyak diambil mahasiswa hukum karena dinilai memiliki mata kuliah yang sulit.
International Law Students’ Association Chapter Universitas Airlangga (ILSA Chapter UNAIR) mengadakan webinar pada Sabtu (24/9/2022). Webinar “Career Talk #2: Deep Dive Into International Law Career Paths” itu mengundang Junior Diplomat Candidate di Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Ken Bagus S Dharma, SH dan Human Rights and Advocacy Assistant at Manushya Foundation, Felicity Salina, SH.
“Ada stigma di peminatan hukum internasional bahwa mahasiswa ada ketakutan untuk mengambil peminatan ini karena jumlah mahasiswanya sedikit, dosennya terlihat killer, dan sebagainya. Padahal, menurut saya dosen-dosennya perfeksionis karena hukum internasional ini urusannya dengan negara luar, jadi harus punya etos kerja tertentu, ” ujarnya.
Ken juga mengatakan, lingkungan pembelajaran peminatan hukum internasional sangat suportif sehingga seharusnya para mahasiswa tidak merasa takut. Selain itu, sambungnya, banyak alumni yang suka membagikan tips mereka saat bekerja di Kementerian Luar Negeri.
Tugas pokok diplomat, kata Ken, yaitu memperjuangkan kepentingan nasional melalui jalur diplomasi dengan negara asing yang berkenaan dengan isu politik, pertahanan, dan keamanan serta penegakan hukum. Diplomat, lanjutnya, juga mengadakan kerja sama seperti kerja sama di bidang mutual legal assistance, keamanan cyber, latihan militer bersama, dan industri pengadaan senjata dan perangkat pertahanan lainnya.
“Itu adalah tugas pokok diplomat di lingkungan Direktorat Hukum dan Perjanjian Politik dan Keamanan, ” imbuhnya.
Ken menyampaikan, apabila berkarier di Kementerian Luar Negeri, akan mendapatkan peluang berkuliah di luar negeri melalui beasiswa LPDP untuk ASN dan TNI POLRI. Menurutnya, itu merupakan benefit yang sangat menguntungkan.
Sementara itu, pemateri kedua adalah Felicity. Ia memaparkan bekerja di bidang hukum internasional adalah sebenar-benarnya pekerjaan yang berhubungan dengan bidang hukum. Di samping itu, dinamika pekerjaan dan mobilitas yang tinggi juga menuntut para pekerja untuk beradaptasi dengan lingkungan yang multikultural.
“Lingkungan kerjanya dinamis karena hukum internasional selalu berkembang. Di United Nations juga ada banyak organ dan banyak dari organ itu mencari orang-orang dengan latar belakang sebagai pembuat kebijakan, ” tutur Felicity. (*)
Penulis : Dewi Yugi Arti
Editor: Feri Fenoria