Mahasiswa ITS Inovasikan Aplikasi Edukasi Pertanian di Lahan Terbatas

    Mahasiswa ITS Inovasikan Aplikasi Edukasi Pertanian di Lahan Terbatas
    Prototipe aplikasi edukasi pertanian berbasis teknologi augmented reality besutan mahasiswa ITS

    SURABAYA — Menyiasati kurangnya edukasi masyarakat terhadap tren pertanian urban, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang ide aplikasi edukasi pertanian berbasis Augmented Reality (AR). Pengenalan teknik pertanian hidroponik menjadi fokus utama yang dikenalkan.

    Mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS, Arif Pawoko, mengembangkan ide aplikasi edukasi pertanian yang menyasar pada masyarakat desa khususnya generasi mudanya. Melalui aplikasi ini, ia berusaha lebih mengenalkan pertanian di lahan terbatas. Menurutnya hal itu sangat diperlukan karena semakin maraknya pembangunan yang menyasar wilayah desa. “Lahan semakin sempit, kalau mempertahankan teknik pertanian konvensional tidak efisien lagi, ” tuturnya, Sabtu (5/11/2022).

    Dalam penerapannya, edukasi yang diberikan melalui aplikasi ini menerapkan teknologi AR. Arif, sapaan akrabnya, mengaku memilih teknologi tersebut karena dinilai lebih mampu memberikan proses edukasi yang optimal. Melalui proyeksi tiga dimensi yang ditampilkan dapat membantu memberikan gambaran penjelasan yang lebih rinci.

    Arif Pawoko, mahasiswa Departemen Teknik Kimia ITS penggagas ide aplikasi edukasi pertanian ini.

    Proyeksi tiga dimensi pada aplikasi ini dapat dimunculkan dengan memindai buku penunjang yang diberikan. Setelah melakukan pemindaian, akan muncul tata cara instalasi tanaman secara hidroponik yang dapat ditinjau dari berbagai sudut. “Akan ditunjukkan juga manfaat dan deskripsi lengkap lainnya dari tanaman yang juga dijelaskan melalui aplikasi ini, ” tambah mahasiswa angkatan 2022 ini.

    Aplikasi ini pun rencananya tidak terbatas hanya sebagai media edukasi. Arif menyatakan bahwa penambahan dan pengembangan fitur transaksi juga sedang dalam proses peninjauan. Hal ini tidak menutup kemungkinan bahwa pengembangan akhir aplikasi ini akan mengarah pada pembentukan startup. “Jadi nantinya juga akan meningkatkan nilai ekonomis dan menjadi ladang penyerap tenaga kerja baru, ” jelasnya.

    Mahasiswa asal Ngawi ini mengatakan bahwa saat ini inovasi yang ia kembangkan sudah memasuki tahap prototipe dan telah melewati uji validitas para ahli. Aplikasi ini juga mengantarkannya menyabet juara ketiga dalam ajang Smart Week Competition Univesitas Sebelas Maret 2022. “Untuk harapan ke depan, semoga aplikasi ini bisa segera dirilis secara masif agar masyarakat pun bisa merasakan dampaknya lebih cepat, ” pungkas alumnus SMA Negeri 1 Kendal ini. (*)

    Reporter : ION28

    Redaktur: Septian Chandra Susanto

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Angkat Isu FOMO, Mahasiswi ITS Kembali Torehkan...

    Artikel Berikutnya

    Dua Tahun Daring, HIMA Ilmu Politik UNAIR...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami