NasDem tampaknya tidak main-main mengusung Anies. Buntut dari itu, NasDem mengajak Anies untuk bersafari politik keliling Indonesia dalam tempo yang cukup padat. Bagi Anies hal tersebut merupakan kesempatannya untuk mendengar keluh kesah masyarakat yang selama ini belum terungkap.
Melihat hal tersebut, Pakar Politik Universitas Airlangga, Ali Sahab SIP MSi, Jum'at (30/12/2022) menilai bahwa hal tersebut merupakan langkah wajar. Menurutnya, dalam konteks politik, terdapat dua istilah kampanye, yaitu kampanye politik dan kampanye pemilu.
“Apa yang dilakukan NasDem dan Anies itu merupakan kampanye politik yang dilakukan jauh sebelum masa kampanye. Walaupun kedepannya belum tentu menjadi calon tapi hal ini perlu diapresiasi untuk siapapun, ” ucapnya.
Menurut Ali, hal tersebut justru menjadi media pembelajaran politik bagi masyarakat. Walaupun terdapat pro-kontra dalam langkah politik Partai NasDem, ia menilai hal itu lumrah terjadi di sebuah negara demokrasi.
Baca juga:
5 Alasan Mengapa Anies Harus Jadi Presiden
|
“Dalam kampanye politik (hal itu dapat dijadikan, red) sebagai media penyampaian ide dan gagasan untuk Indonesia. Sehingga pemilih tahu kemampuan seseorang yang akan menjadi calon presiden, ” pungkasnya.
Mengenai isu pelanggaran yang dilakukan, Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UNAIR tersebut menggap bahwa narasi pelanggaran yang dilakukan karena dianggap mencuri start untuk berkampanye hanya mengada-ngada.
“Orang yang bisa dikatakan curi start ketika dia sudah dinyatakan sebagai calon dan memasuki masa kampanye. Jadi ketika Anies belum menjadi calon tidak bisa disanksi, ” jelasnya.
Ali juga menilai bahwa yang dilakukan oleh Partai NasDem dan Anies patut diikuti oleh lainnya. Seharusnya, lanjutnya, media publik mampu menjadi ajang tarung gagasan antara calon-calon pemimpin. Sehingga, kedepan masyarakat tidak hanya sekadar tahu wajah para calon namun juga pandangannya tentang bangsa.
“Saya kira justru harus didukung siapapun yang berkeinginan maju sebagai capres untuk memaparkan ide gagasannya tentang Indonesia kedepan sehingga pemilih tidak memilih kucing dalam karung. Pemilih dan para politisi harus berpikiran terbuka dan maju terkait kontestasi di pemilu, ” tutupnya.
Penulis: Afrizal Naufal Ghani
Editor: Nuri Hermawan
Berita terkait
Rekomendasi
Copyright © 2017 Jurnalis Indonesia Satu - All Rights Reserved.