SURABAYA – Perpustakaan Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar seminar yang mengusung tema “Penguatan Perpustakaan Digital dalam Meningkatkan Layanan Perpustakaan” pada Kamis (6/10/2022) secara hybrid.
Acara yang diikuti oleh pustakaaan UNAIR bertempat di Kampus Dharmawangsa-B ini menjadi wujud komitmen perpustakaan UNAIR untuk terus bertransformasi di era digital sekarang.
Kepala perpustakaan UNAIR, Suhernik SSos MSi membuka seminar dengan sambutan hangat. Kemudian, dilanjut pemaparan materi oleh Hendro Margono SSos MSc PhD yang merupakan dosen Ilmu Informasi dan Perpustakaan FISIP UNAIR serta Dr Taufiq A Gani SKom MEngSC selaku kepala pusat data dan informasi Perpusnas RI.
Menilik Perkembangan Perpustakaan Digital
Adanya disrupsi teknologi mendorong perubahan cara pandang masyarakat dalam mengakses informasi. Salah satunya, terkait pemanfaatan layanan perpustakaan yang kini beralih menjadi serba digital.
Taufiq mengatakan bahwa saat ini masyarakat, khususnya generasi milenial lebih suka membaca e-book daripada buku cetak karena terdapat fitur quick reference yang mampu mempermudah pekerjaan mereka. Perubahan lain juga mencakup preferensi pembaca terhadap jenis dan isi buku, metode penerbitan, serta penggunaan aplikasi perpustakaan.
Baca juga:
Sri Hastjarjo, S Sos , Ph D: Pers dan Media
|
“Di sini layanan perpustakaan digital harus bertransformasi dalam penyediaan koleksi termasuk pengarsipan web dan e-resources. Sekarang bahan-bahan perpustakaan itu didapatkan dengan cara interoperabilitas jadi mengembangkan koleksi perpustakaan tidak mesti dari buku fisik atau e-book kita miliki, tapi dari interoperabilitas kita mendapatkan metadata dan tahu di mana buku tersebut, ” ucapnya.
Bagi Taufiq, inilah tantangan perpustakaan dalam menginisiasi inovasi baru sekaligus pustakawan sebagai pihak pengelola. “Bukan hanya me-manage koleksi, pustakawan perlu bisa me-manage pengetahuan dan aktivitas berupa transfer pengetahuan, ” pesan Dosen Universitas Syiah Kuala itu.
Pemanfaatan Data Sains
Perkembangan perpustakaan digital pun dapat memanfaatkan data sains dari big data untuk mengidentifikasi pola kebutuhan pengguna. Menurut Hendro, data sains merupakan multidisiplin karena memadukan antara ilmu statistik, matematika, dan ilmu-ilmu lain dengan keahlian tertentu.
Ia pun menjelaskan berbagai macam teknik data sains yang dapat digunakan untuk mencari pola data sehingga menghasilkan sebuah informasi baru. Pemanfaatan data sains ini diimplementasikan pada layanan perpustakaan digital, misalnya dalam open source.
Selain itu, terdapat metode analisis association rules (AS) yang bisa difungsikan sebagai dataset perpustakaan. “Intinya pakai teknik apa saja boleh, yang penting user harus tahu untuk apa dan alur berpikir dari menganalisis big data, ” ujarnya.
Penulis: Sela Septi Dwi Arista
Editor: Nuri Hermawan