Seminar Sejarah Nasional, Kenalkan Tokoh Dakwah Kampus

    Seminar Sejarah Nasional, Kenalkan Tokoh Dakwah Kampus

    SURABAYA – Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Airlangga adakan seminar sejarah nasional bertajuk Manusia Dalam Kemelut Sejarah. Seminar itu mengenalkan tokoh dakwah kampus kepada mahasiswa. Kegiatan itu menghadirkan Dr. Abdurrakhman dari Universitas Indonesia pada Kamis, (08/06/2023) di Ruang Majapahit, Lantai 5 Gedung ASEEC Tower Kampus Dharmawangsa B.

    Dalam presentasinya yang berjudul Bang Imad (Muhammadad Imaduddin Abdul Rahim) Pembangun Fondasi Gerakan Bawah Kampus 1970-1978, Dr Abdurrakhman memaparkan tokoh Bang Imad sebagai salah satu tokoh Islam kontemporer yang menginisiasi gerakan dakwah kampus. Pengambilan judul tersebut berlatar belakang dari salah satu disertasinya yang belum terlalu jauh tergali.

    “Saya kajiannya tentang Islam kontemporer, tentang pemikir Islam. Ada bagian dari disertasi saya yang belum dalam tergali, maka saya terpikir mengenai dakwah kampus, ” ucap Dr Abdurrakhman.

    Bang Imad sendiri merupakan tokoh penggerak dakwah kampus. Dakwah kampus awalnya terbentuk di Institut Teknologi Bandung (ITB) yang dulu masih menjadi bagian dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI tahun 1953). Tujuannya, sebagai bentuk koordinasi dakwah yang memiliki fungsi sebagai sarana gerakan dakwah yang teratur dan terpadu.

    “Jadi gerakan dakwah kampus ini telah memiliki satu forum silaturahmi yang hampir ada di setiap kampus di seluruh Indonesia, ” tambahnya.

    Salah satu tokoh Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tersebut menghabiskan waktunya dalam bidang penerangan dan dakwah. Menurutnya, tahun 1970 merupakan tahun Bang Imad memiliki interaksi kuat di kampus dalam berdakwah. Kemudian, pada tahun 1978 merupakan akhir Bang Imad dalam berdakwah karena pada tahun ini ia tertangkap.

    “Tahun 1970 tidak bisa dikatakan sebagai awal langkah dakwah beliau. Namun pada tahun ini ia memiliki interaksi yang kuat di kampus, ” terangnya.

    Gagasan Masjid Sebagai Media Dakwah

    Bermula dari keterlibatannya sebagai panitia Pembina Masjid ITB, Bang Imad memulai gagasannya mengenai masjid sebagai media dakwah. Pada saat itu, belum ada masjid-masjid di kampus seperti saat ini. Ia kemudian diajak para dosen untuk menjadi panitia penyusun masjid yang berdiri pada tahun 1972.

    “Belum terpikir membangunnya tapi berpikir ada masjidnya dahulu, ini kok orang berpikirnya terstruktur betul, ”ungkapnya.

    Pendekatan Dakwah Baru

    Pada saat aktif sebagai anggota HMI, Bang Imad menghabiskan waktunya di bidang penerangan dan dakwah. Ia bahkan melakukan pendekatan baru dengan membawa dakwah ke media massa. 

    “Di sinilah beliau melakukan pendekatan-pendekatan dakwah baru, tidak hanya yang konvensional, ia mulai berani berbicara di luar, ” sambung Dr Abdurrakhman.

    Konten ini dapat Anda saksikan di channel Youtube Prodi Sejarah Unair. 

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Indonesia Emas 2045; Rektor UINSA Tegaskan...

    Artikel Berikutnya

    Kunjungi ITS, Kedubes RRC Perkuat Kerja...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami