Buka Konferensi ASAIHL di Tokyo, Rektor UNAIR Ungkap Tantangan Perguruan Tinggi di Masa Mendatang

    Buka Konferensi ASAIHL di Tokyo, Rektor UNAIR Ungkap Tantangan Perguruan Tinggi di Masa Mendatang

    SURABAYA – The Association of Southeast Asian Institution of Higher Learning (ASAIHL) Conference tahun ini berlangsung pada 10-12 Juni 2023 di Soka University, Tokyo. Rektor Universitas Airlangga (UNAIR) Prof Dr Mohammad Nasih SE MT Ak yang juga merupakan Presiden ASAIHL berkesempatan membuka konferensi tersebut.

    Gabung berbagai negara seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Perancis, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Malaysia, Myanmar, Filipina, Polandia, Singapura, Sri Lanka, Thailand, Vietnam, Timor Leste, Kanada, Selandia Baru, Swedia, Taiwan, Inggris, dan Amerika mengikuti asosiasi ini.

    Tantangan Perguruan Tinggi

    Pada pidato pembukaan konferensi Internasional ini, Prof Nasih menyatakan bahwa perguruan tinggi mempunyai peran yang krusial dalam menciptakan masyarakat yang inklusif dan tangguh.

    Perguruan tinggi juga berkewajiban menyediakan sarana pengetahuan serta berperan dalam menumbuhkan ketahanan dalam ranah akademik. Prof Nasih menuturkan bahwa tantangan perguruan tinggi sangat beragam. Pertama, perguruan tinggi harus memastikan bahwa mereka memiliki sumber daya yang signifikan untuk menyediakan layanan pendidikan terbaik bagi mahasiswanya. Kedua, perguruan tinggi harus tetap berkembang di tengah kesulitan dan ketidakpastian.

    “Perguruan tinggi harus menghadapi gelombang perubahan masyarakat global yang dinamis. Oleh karena itu perlu adanya pengembangan lingkungan yang sesuai dengan perubahan yang terjadi, ” tuturnya.

    Ketiga, perguruan tinggi harus beradaptasi dengan tuntutan perubahan ekonomi dan tenaga kerja. “Perguruan tinggi harus memastikan bahwa mahasiswa mendapat bekal keterampilan dan pengetahuan agar mereka bisa menghadapi dunia yang berubah dengan cepat dan semakin kompleks, ” terang Prof Nasih.

    Perlunya Solusi

    Lebih lanjut, Prof Nasih menerangkan bahwa solusi yang bisa dilakukan untuk menghadapi tantangan yang ada adalah melakukan kolaborasi. “Perguruan tinggi tidak bisa berjalan sendiri. Kolaborasi dan kerja sama antar institusi sangat diperlukan, ” paparnya.

    Kolaborasi yang terjalin diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kreatif dimana ide dan inovasi akan senantiasa berkembang. ASAIHL sebagai salah satu konsorsium memiliki peranan penting dalam hal tersebut. Inilah yang menjadi misi penting Prof Nasih bertandang ke Jepang untuk memperkuat jaringan ASAIHL sembari menelusuri potensi kolaborasi yang dapat terjalin.

    Jalinan kolaborasi yang dibangun oleh ASAIHL seperti koneksi, program pertukaran mahasiswa atau staf, bahkan penelitian bersama. ASAIHL turut menjadi jembatan bagi anggota institusinya dalam bekerja sama dengan pemerintah, organisasi internasional, dan pemangku kepentingan.

    “Melalui upaya bersama kami di ASAIHL, kami berharap bisa memberikan perubahan positif pada bidang penelitian, pendidikan, dan pengabdian masyarakat untuk kemajuan pengetahuan hingga pemberdayaan masyarakat, ” pungkasnya. (*)

    Penulis: Icha Nur Imami Puspita

    Editor: Binti Q. Masruroh

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Mahasiswa ITS Manfaatkan SCW sebagai Pengurai...

    Artikel Berikutnya

    Puluhan Ribu Mahasiswa Peserta Kampus Mengajar...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami