SURABAYA – Universitas Airlangga sambut hangat kunjungan KTH Royal Institute of Technology yang diwakili oleh Prof Bjorn Berggren pada Selasa (8/11/2022). Kunjungan tersebut merupakan salah satu bentuk jalinan kerja sama dalam upaya optimalisasi Sustainable Development Goals (SDGs).
Bertempat di Balairua dan Aula Kahuripan UNAIR, penyambutan kunjungan tersebut dihadiri oleh Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi selaku Wakil Rektor I UNAIR, Nastiti Apriliana dan Astria Okta selaku perwakilan Airlangga Global Engagement (AGE), serta Kepala SDGs Center, Bayu Arie Fianto SE MBA PhD.
Dalam pertemuan tersebut, Prof. Ni Nyoman menyampaikan bahwa Universitas Airlangga terus berkomitmen dalam meningkatkan SDGs secara global. Hal itu direalisasikan tidak hanya dalam bidang pendidikan tetapi juga penelitian serta pengembangan masyarakat.
“Kami memiliki concern khusus dalam SDGs. Oleh karena itu, kami tidak hanya fokus pada bidang pendidikan, tapi bersama SDGs center, kami juga berfokus dalam penelitian serta pengembangan masyarakat, ” tutur Prof Nyoman.
Lebih lanjut, Prof Nyoman memaparkan bahwa UNAIR juga memiliki komitmen dalam mendukung SDGs Desa. Tujuannya, agar pembangunan di Indonesia tidak hanya berfokus pada kegiatan industri dan eksplorasi, tetapi juga dalam hal konservasi berkelanjutan secara merata di desa-desa seluruh Indonesia.
“Kami juga mencoba mendukung SDGs village (desa). Jadi, di Indonesia SDGs tidak hanya fokus pada industrial aspect dan kegiatan eksplorasi, tapi kami juga berfokus pada konservasi sehingga tercipta pembangunan berkelanjutan yang merata khususnya di desa-desa. Salah satu yang kini sedang kami usahakan adalah dukungan sanitasi yang optimal bagi masyarakat, ” paparnya.
Menurutnya, untuk menyentuh masyarakat khususnya di desa, diperlukan adanya pendekatan multidisipliner (multidisciplinary approach). Sehingga, semua pihak di Universitas Airlangga akan terlibat, tidak hanya pihak-pihak dari lingkup ilmu sains tetapi juga ilmu sosial dan humaniora.
“Untuk menyentuh society, kami memerlukan multidisciplinary approach. Jadi, nanti tidak hanya melibatkan pihak-pihak dari sains tetapi juga dari ilmu sosial dan humaniora, ” kata Prof. Nyoman.
Menyambut baik jalinan kerja sama itu, Prof. Bjorn Berggren dari KTH Royale Institute turut menangani apa yang telah disampaikan oleh Prof Ni Nyoman. Sepakat dengan penuturan Prof Nyoman, Bjorn menyebutkan bahwa pendekatan multidisipliner penting dalam mewujudkan SDGs secara global. Menurutnya, pemahaman akan teknologi, lingkungan, sains, harus dibarengi pula dengan pemahaman kondisi sosial masyarakat. Hal ini menjadi tantangan khusus yang menjadi tugas bersama dunia global dalam menciptakan pembangunan berkelanjutan.
“Memang dalam mewujudkan SDGs ini challenging. Kita harus memahami aspek sosial, teknologi, ekonomi, kondisi populasi, dan banyak hal. Oleh karena itu, perlu ada keterlibatan berbagai pihak untuk bersinergi secara solid, ” ujar Bjorn.
Penuturan Prof. Bjorn tersebut sekaligus menjadi penutup dalam pembahasan jalinan kerja sama itu. Selepas dilakukan foto bersama, kegiatan dilanjutkan dengan kuliah tamu oleh Prof. Bjorn Berggren di Gedung Kuliah Bersama UNAIR.
Penulis: Yulia Rohmawati
Editor: Khefti Al Mawalia