SURABAYA - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melakukan peninjauan kesiapan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terkait rencananya untuk membuka Fakultas Kedokteran dan Kesehatan. Kunjungan guna verifikasi di kampus ITS tersebut diwakili tim rombongan yang dipimpin oleh Direktur Jenderal Tenaga Kesehatan Kemenkes RI Drg Arianti Anaya MKM, Jumat (17/2).
Dalam sambutannya, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng IPU AEng menyampaikan bahwa pendirian Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS dilatarbelakangi oleh kurangnya jumlah dokter di Indonesia. Menurut standar World Health Organization (WHO), idealnya seorang dokter melayani seribu orang.
Namun kenyataannya, lanjut rektor yang akrab disapa Ashari ini, jumlah dokter di Indonesia masih belum memenuhi kriteria tersebut. Saat ini, Indonesia hanya memiliki 170.000 dokter, sehingga masih dibutuhkan 100.000 dokter untuk memenuhi kebutuhan tersebut. “Dari data Direktorat Pendidikan Tinggi, tiap tahunnya Indonesia meluluskan sekitar 4.500 dokter baru, ” tambah guru besar Teknik Elektro ITS ini.
Sebagai salah satu kampus terbaik di Indonesia, menurut Ashari, ITS tentu ingin turut berkontribusi guna memenuhi kebutuhan dokter tersebut. Tak hanya ingin mencetak lulusan dokter, ITS juga ingin meluluskan dokter yang melek teknologi. “Karena ketika kedokteran dikolaborasikan dengan teknologi akan bisa membawa perubahan yang besar, ” tandasnya optimistis.
Hal tersebut diamini oleh Drg Arianti Anaya MKM. Menurutnya, kolaborasi antara teknologi dengan dunia kedokteran akan sangat baik sekali. Alat kesehatan di Indonesia 95 persen di antaranya adalah masih hasil impor. Tentu saja hal tersebut cukup ironis mengingat banyaknya insinyur dan juga dokter yang kompeten di Indonesia.
Setelah diberi paparan melalui presentasi di Gedung Rektorat, tim dari Kemenkes ini juga diajak untuk mengunjungi langsung gedung Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ITS yang telah disiapkan. Rektor ITS mendampingi langsung tim Kemenkes untuk melakukan verifikasi pada sarana prasarana yang dimiliki oleh Fakultas Kesehatan dan Kedokteran ITS tersebut.
Baca juga:
Najwa Shihab: Profesi Jurnalis
|
Tak hanya itu, Arianti juga mengapresiasi tekad dan keseriusan ITS dalam membuka fakultas baru ini. Menurutnya, ITS memiliki peluang yang cukup besar untuk membuka dan mengembangkan Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ini. Arianti juga memberi wejangan agar ITS juga bisa berkontribusi dalam memproduksi alat kesehatan yang dibutuhkan Indonesia.
Pada akhir acara, Ashari menyampaikan bahwa ITS akan terus menyempurnakan persiapannya dalam membuka Fakultas Kedokteran dan Kesehatan tersebut. “Semoga adanya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan ini dapat berkontribusi pada dunia kedokteran di Indonesia, ” pungkasnya. (HUMAS ITS)
Reporter: Mohammad Febryan Khamim