SURABAYA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) membuka lembaran baru tahun 2023 dengan perolehan akreditasi internasional dari The Accreditation Agency for Study Programs in Engineering, Informatics, Natural Sciences and Mathematics (ASIIN). Hal tersebut menjadi bukti peningkatan mutu dan kualitas pendidikan di ITS yang telah memenuhi standar global dengan terakreditasinya beberapa program studi (prodi) baik dari jenjang sarjana maupun pascasarjana.
ASIIN merupakan lembaga akreditasi berskala internasional yang kredibel dan diakui oleh pemerintah Indonesia melalui Kepmendikbud RI Nomor 83/P/2020. Lembaga akreditasi yang berasal dari Jerman ini menyasar disiplin ilmu rekayasa, matematika dan sains, pertanian, biologi yang mampu mencakup sebagian besar rumpun ilmu di ITS. Tercatat, lembaga akreditasi ini sudah memiliki pengalaman menilai ribuan prodi berskala internasional.
Baca juga:
Mahasiswa FK Borong Juara III RMO
|
Beberapa prodi di ITS yang berhasil terakreditasi adalah S1 dan S2 Matematika, S1 dan S2 Statistika, S1 dan S2 Teknik Elektro, S1 Teknik Biomedik, serta S1 Teknik Komputer dengan capaian full accredited hingga 2027. Dilanjutkan dengan prodi pascasarjana S2 Teknik Fisika, S2 Teknik Material dan Metalurgi, serta S2 Teknik Geofisika yang juga memperoleh akreditasi ASIIN dengan full accredited hingga 2028. Ada pula 10 prodi yang telah terakreditasi sebelumnya hingga tahun 2023 ini.
Kepala Kantor Penjaminan Mutu (KPM) ITS Prof Dr Aulia Siti Aisjah, Rabu (1/2/2023) memaparkan bahwa terdapat beberapa tahapan yang perlu dilewati ITS untuk memenuhi prasyarat pengakreditasian ASIIN. Tahapan pertama berupa persetujuan kontrak oleh pihak ITS dengan lembaga akreditasi disertai dengan beberapa hal yang perlu disertakan. Kampus yang ingin diakreditasi perlu menunjukkan evaluasi ketercapaian luaran program (program outcome) dan kurikulum yang sedang berlangsung serta institusi menunjukkan komitmennya dalam memfasilitasi implementasi Outcome Based Education (OBE).
Lebih lanjut, Aulia menjelaskan, setelah kontrak tersebut disepakati, selanjutnya ITS perlu menyusun dokumen Self-Assessment Report (SAR). Tak berhenti di sini, fakta di lapangan juga perlu ditunjukkan sebagai bukti dari dokumen yang telah diunggah. Dimulai dari kondisi fisik ruang kelas, fasilitas, dan lingkungan kampus hingga kebijakan yang berlaku di ITS yang menjadi perhatian dalam proses pengakreditasian ASIIN ini.
Prestasi yang diraih berbagai prodi di atas tidak terlepas dari persiapan serta pengalaman ITS dalam mempersiapkan prodi untuk mengikuti akreditasi internasional. Prodi yang diikutsertakan pun memiliki rekam jejak melalui berbagai akreditasi dan sertifikasi internasional lainnya. “Capaian ini merupakan buah dari kerja sama dari institut, fakultas, maupun prodi dalam menyiapkan segala hal yang dibutuhkan, ” tambah guru besar Teknik Fisika ITS ini.
Aulia juga mengungkapkan bahwa dengan diraihnya akreditasi ASIIN oleh beberapa prodi ITS ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan dan pengajaran di ITS telah diakui secara internasional. “Pengakuan ini mendorong para lulusan ITS dapat diterima oleh pasar kerja secara global serta menjadi wadah peningkatan kepercayaan masyarakat internasional, ” tandasnya optimistis. (HUMAS ITS)
Reporter: Lathifah Sahda