Tuan Rumah RAVELNAS VI HIMAPOLINDO, HIMA Ilmu Politik UNAIR Adakan Seminar Tentang Pemilu

    Tuan Rumah RAVELNAS VI HIMAPOLINDO, HIMA Ilmu Politik UNAIR Adakan Seminar Tentang Pemilu
    Suasana Seminar Nasional 2022 yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Pemilu Serentak 2024”. (Foto: Istimewa)

    SURABAYA - Himpunan Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia (HIMAPOLINDO) 2022 kembali menyelenggarakan Rapat Evaluasi Nasional (RAVELNAS) VI dengan mengusung tema “Menakar Kompleksitas Penyelenggaraan Pemilu Serentak Tahun 2024” pada 4-6 September 2022. Kali ini, HIMA Ilmu Politik Universitas Airlangga (UNAIR) berkesempatan menjadi tuan rumah acara.

    Salah satu rangkaian acara RAVELNAS VI adalah Seminar Nasional 2022 yang bertajuk “Peluang dan Tantangan Pelaksanaan Pemilu Serentak 2024”. Acara itu diadakan pada Minggu (4/9/2022), di Gedung Kuliah Bersama (GKB) Ruang 2.06 Kampus MERR (C) UNAIR. Seminar tersebut dihadiri oleh perwakilan HIMA Ilmu Politik yang beranggotakan 41 universitas baik negeri maupun swasta di Indonesia.

    Kepala Departemen Ilmu Politik UNAIR Dr Dwi Windyastuti Budi Hendrarti Dra MA membuka seminar nasional secara simbolis dengan pemukulan gong. Selanjutnya, terdapat empat narasumber yang menyampaikan materi dalam seminar ini di antaranya Prof Ramlan Surbakti MA PhD, Guru Besar Ilmu Politik UNAIR; H Rahmat Muhajirin SH, anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI); August Mellaz, anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI; serta Fahrul Razi SIP MIP, Ketua Komite I Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.

    Prof Ramlan Surbakti MA PhD menyebut angka partisipasi Pemilu 2019 sudah memenuhi target yakni sebesar 81 persen. Sayangnya, rekapitulasi penghitungan hasil pemilu di Indonesia membutuhkan waktu paling lama di dunia sehingga berpotensi terjadi manipulasi. Rencana pemungutan suara elektronik atau e-voting sebagai solusi juga dinilai masih lemah dan membutuhkan dasar hukum.

    “Bukan hanya demokrasi yang harus berdasarkan hukum, tetapi hukum juga harus demokratis. Apa artinya, proses pembuatan hukum mempertimbangkan aspirasi publik, ” tegas Mantan Ketua KPU Periode 2004-2007 itu. 

    Kemudian, H Rahmat Muhajirin SH menekankan bahwa Pemilu penting sekali untuk menentukan keputusan politik yang berpengaruh dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Di sisi lain, lanjutnya, tantangan pemilu ke depan adalah terbatasnya anggaran dan sumber daya manusia. 

    “Hal ini berkaitan dengan penambahan tiga provinsi baru hasil pemekaran Papua dan Ibu Kota Nusantara (IKN) mencakup Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan, ” ungkapnya.

    Narasumber berikutnya, August Mellaz menjelaskan visi Pemilu 2024 yang dimaknai sebagai sarana integrasi bangsa. KPU sendiri telah berkomitmen untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, terutama generasi muda yang jumlahnya mencapai 60 persen. 

    Pada akhir, Fahrul Razi SIP MIP menyoroti upaya menekan tindakan politik uang agar terselenggara pemilu yang adil. Seminar ditutup dengan sesi tanya jawab membahas penerapan digitalisasi dan kesiapan logistik pemilu. Sebagai informasi tambahan, pemilu serentak akan diadakan pada 14 Februari 2024 mendatang.

    Penulis: Sela Septi Dwi Arista

    Editor: Nuri Hermawan

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Raih Juara I Penulisan Lakon, Mahasiswa...

    Artikel Berikutnya

    Bahas Peluang Kerja Sama, SDGs Center UNAIR...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami