Abmas ITS Berdayakan Masyarakat untuk Cegah Abrasi Pantai

    Abmas ITS Berdayakan Masyarakat untuk Cegah Abrasi Pantai
    Tim KKN Abmas bersama dengan Kades Desa Tlangoh, Pokdarwis, dan Pertamina PHE WMO dalam kegiatan pemasangan Hexareef di Pantai Tlangoh

    SURABAYA – Abrasi Pantai Tlangoh yang semakin memburuk beberapa tahun terakhir mengganggu perekonomian masyarakat sekitar. Berangkat dari masalah ini, Departemen Teknik Kelautan menggelar Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) merancang terumbu karang buatan di Desa Tlangoh, Madura.

    Anggota tim Abmas, Ahmad Qaedi Luthfi menyebutkan bahwa Pantai Tlangoh merupakan pantai pasir putih yang terindah di Bangkalan. Pantai ini juga mendapatkan pendampingan dari PT. Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE–WMO) pada 2019 lalu sehingga menjadi salah satu spot wisata andalan dan memperoleh pendapatan yang cukup tinggi. 

    Namun, Qaedi melanjutkan, hasil riset tim Abmas menunjukkan bahwa abrasi di Pantai Tlangoh selama dua tahun terakhir sudah mencapai 30 meter. Jika terus dibiarkan, abrasi ini akan merusak pantai, mengurangi jumlah wisatawan, dan mengganggu kegiatan masyarakat di pesisir Pantai Tlangoh. “Beberapa masyarakat yang berprofesi sebagai penjaga pantai, penjaga warung di tempat wisata, dan petugas parkir, ” jelasnya, Senin (3/10/2022).

    Kelompok Masyarakat Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Tlangoh bersama dengan PHE-WMO telah berupaya dengan menempatkan batu-batu penahan abrasi. Namun upaya tersebut hanya berhasil mengurangi erosi lokal saja. “Untuk itu, kami mengembangkan teknologi restorasi lingkungan pesisir dengan terumbu karang buatan bernama Hexareef, ” terang mahasiswa Departemen Teknik Kelautan ini.

    Desain Hexareef yang berbentuk heksagon diklaim efektif menahan gelombang

    Berdasarkan penelitian sebelumnya, bentuk heksagon dari Hexareef ini terbukti lebih efektif menahan gelompang jika dibandingkan dengan model lainnya. Hexareef sejumlah 15 unit akan berfungsi sebagai pelindung pantai alami dengan cara mengurangi energi gelombang yang datang, sehingga mampu menciptakan arus laut yang relatif tenang. Hal ini memungkinkan sedimentasi akibat keberadaan Hexareef.

    Teknologi terumbu karang buatan Hexareef yang akan dipasang di laut dengan bantuan Pokdarwis

    Ke depannya, kegiatan yang diketuai oleh Ir Haryo Dwito Armono ST MEng PhD ini akan memperbanyak jumlah Hexareef lewat kerjasama dengan berbagai perusahaan. Penempatan terumbu buatan Hexareef di laut ini diharapkan dapat mengurangi laju abrasi di Pantai Tlangoh sekaligus sebagai media untuk transplantasi karang sehingga mampu menciptakan lingkungan pesisir yang lestari dan kaya akan keanekaragaman hayati. (*)

    Reporter: Dian Nizzah Fortuna

    Redaktur: Muhammad Faris Mahardika

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    Rektor Imbau Wisudawan Hindari Perilaku...

    Artikel Berikutnya

    Membanggakan, Mahasiswa ITS Juarai Mawapres...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!
    Hidayat Kampai : Menelusuri Dunia Kecerdasan Buatan untuk Menyusun Karya Ilmiah

    Ikuti Kami