SURABAYA - Pada tanggal 8 Desember 2022, bersamaan dengan diselenggarakannya Bali Democracy Forum ke-15 oleh Indonesia, Program Studi Hubungan Internasional Surabaya, bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri RI, menggelar diskusi terbuka dengan tema yang sama dengan tema dari Bali Democracy Forum, yaitu Democracy in a Changing World: Leadership and Solidarity.
Diskusi ini dipimpin langsung oleh Ketua Prodi Hubungan Internasional, yaitu Rizki Rahmadini Nurika, M.A. Tujuan diselenggarakannya diskusi adalah untuk menghasilkan rekomendasi kebijakan bagi pemerintah sebagai bahan pertimbangan dalam pembahasan Bali Democracy Forum.
Diskusi diawali dengan menyimak Opening Speech dari Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno Marsudi, pada acara The 15 tahun Bali Democracy Forum (BDF) di Bali, melalui aplikasi Zoom dengan menggunakan Smart Board di Auditorium. Setelah itu, pemantik diskusi memulai presentasinya dengan memberikan gambaran sekilas tentang BDF dan konsep dari Democracy, Changing World, Leadership, dan Solidarity.
Baca juga:
AcSES FEB UNAIR Sukses Gelar FALAH 2022
|
Dari hasil diskusi, para peserta merekomendasikan agar isu pemulihan ekonomi dan krisis pangan dijadikan sebagai dua isu yang perlu menjadi agenda prioritas dalam BDF. Kedua isu tersebut dianggap sangat mendesak karena menyangkut keberlangsungan hidup masyarakat di dunia saat ini.
Berawal dari Pandemi Covid-19 yang telah mengubah banyak hal, mulai dari sektor perekonomian yang kian terpuruk, jumlah kematian yang signifikan, hingga ruang gerak yang terbatas. Di saat negara-negara mulai mencoba untuk bangkit dari kondisi yang demikian, pecahnya perang Rusia-Ukraina menjadi tambahan beban bagi negara-negara ketika krisis pangan terjadi akibat perang tersebut.
Diskusi kemudian ditutup dengan harapan agar Indonesia dapat memaksimalkan perannya sebagai seorang pemimpin melalui empat hal: empower people, inspire people, lead change, dan shared vision, sehingga negara-negara dalam BDF dapat mencapai Organic Solidarity, yaitu solidaritas sebagai akibat dari adanya saling ketergantungan satu sama lain. Solidaritas ini lah yang nantinya akan menjadi tumpuan untuk bangkit dari permasalahan yang tengah dihadapi negara-negara. (Riris)