ITS Gagas Platform Teledermatologi iDerm4U

    ITS Gagas Platform Teledermatologi iDerm4U
    Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT, dosen Departemen Teknik Komputer ITS yang juga sebagai Ketua tim penelitian yang kembangkan iDerm4U

    SURABAYA - Digitalisasi pada bidang kesehatan kini semakin berkembang, sehingga berbagai platform telemedisin yang dapat diakses banyak orang pun dianggap mempermudah pemerataan akses kesehatan. Mendukung hal tersebut,  Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merancang platform telemedisin berbasis kecerdasan buatan yang berfokus pada penyakit kulit.

    Ketua tim penelitian Dr I Ketut Eddy Purnama ST MT menuturkan bahwa platform yang dinamai timnya sebagai iDerm4U ini berfokus pada layanan teledermatologi. Dapat diakses tanpa kendala jarak, pasien dapat melakukan konsultasi dengan dokter secara daring melalui platform ini. “Mengingat Indonesia masih dilanda Covid-19, platform ini dapat meminimalisasi penularannya, ” tandasnya, Kamis (25/8/2022).

    Adapun platform iDerm4U ini memiliki basis website yang masih pada tahap pengembangan. Berbekal kecerdasan buatan, platform ini nantinya dapat memudahkan dokter untuk mengetahui jenis penyakit kulit pasien. “iDerm4U membantu menganalisa jenis penyakit kulit berdasarkan potret foto kulit pasien, ” jelasnya.

    Tampilan platform iDerm4U, rancangan tim peneliti ITS, yang dapat diakses dari ponsel

    Cara kerjanya mudah, lanjut Dekan Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas (FTEIC) ITS ini, pasien hanya perlu mengakses website iDerm4U untuk melakukan konsultasi dengan dokter. Adapun pada sesi konsultasi, pasien akan diminta memotret bagian kulit yang dikeluhkannya. Setelah data masuk, beberapa diagnosis jenis penyakit kulit akan muncul secara otomatis disertai persentasenya. “Tiga jenis penyakit kulit yang paling mendekati akan muncul sebagai pertimbangan dokter, ” sambungnya.

    Lebih lanjut, Eddy sapaan akrabnya, menyebutkan bahwa kini tim peneliti berhasil memadukan puluhan ribu data set yang berisikan berbagai informasi medis penyakit kulit. Terintegrasinya data tersebut membekali iDerm4U untuk mampu mengidentifikasi hingga tujuh klasifikasi penyakit kulit. “Saat ini, kami masih berusaha mengembangkan lebih banyak data untuk diintegrasikan agar lebih banyak jenis penyakit kulit dapat dideteksi, ” cetusnya.

    Dengan menggandeng universitas lain seperti Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, dan Universitas Hasanuddin, Eddy percaya bahwa iDerm4U akan lebih berkembang. Dijelaskan Eddy bahwa saat ini metode klasifikasi dengan kecerdasan buatan dalam iDerm4U telah dipatenkannya. “Kami pun sedang upayakan agar bisa diakses masyarakat, ” imbuhnya.

    Dosen Departemen Teknik Komputer ini berharap platform yang digagasnya bersama tim dari universitas lain dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas dan memberi dampak positif bagi mereka. “Selain oleh sektor kesehatan, saya harap platform ini dapat digunakan sebagai pembelajaran di dunia pendidikan medis, ” pungkasnya penuh harap. (HUMAS ITS)

    Reporter: Irwan Fitranto

    surabaya
    Achmad Sarjono

    Achmad Sarjono

    Artikel Sebelumnya

    ITS Bareng Unair Kembangkan Perangkat Audiometri...

    Artikel Berikutnya

    Mahasiswa UNAIR Kibarkan Bendera Merah Putih...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Hendri Kampai: Indonesia Emas, Mimpi Indah atau Nyata? Saatnya Tiga Kementerian Mulai Kolaborasi!
    Hendri Kampai: Jika Rp.1000 per Hari Duit Rakyat untuk Kesehatan, Kira-kira Cukup Gak?
    Hendri Kampai: Ujian Nasional, Standar Kompetensi Minimal Siswa dan Cerminan Keberhasilan Guru
    Hendri Kampai: Swasembada Pangan, Menjadi Tuan Rumah di Ladang Sendiri!

    Ikuti Kami