SURABAYA - Dua mahasiswa UNAIR terpilih sebagai delegasi Indonesia dalam Konferensi Internasional “The 5th Chancellor Tuanku Muhriz Lecture” di University Kebangsaan Malaysia (UKM) pada Senin-Rabu (14-17/8/2023).
Mereka ialah Alfinaskhi Fahmi Fawaidz mahasiswa Teknik Biomedis 2019 dan Muhammad Rizky Widodo dari Kesehatan Masyarakat 2018. Dalam proses seleksinya Alfinaskhi menjelaskan dari pemberkasan seperti; pengumpulan essay mengenai pengetahuan dan wawasan negara tujuan, hingga beberapa sertifikat prestasi, keaktifan organisasi dan bahasa. Selanjutnya interview dan membuat video personal branding. Setelah itu pengumuman. Mereka berdua pun lolos fully funded dan berhasil menggeser ratusan pendaftar lainnya.
“Bahkan kami juga mendapatkan tambahan dukungan materi dari Airlangga Global Engagement (AGE) dan Direktorat Kemahasiswaan UNAIR, ’’ ucap mahasiswa teknik Biomedis ini.
Berkaitan dengan Konferensi itu, Presiden ke-6 Republik Indonesia Prof Dr H. Susilo Bambang Yudhoyono MA atau yang kerap disapa SBY juga turut hadir menyampaikan narasinya yang berjudul A Better World is Possible. Ia menekankan kepada pemimpin negara di seluruh dunia untuk menghentikan perang antara Ukraina dengan Rusia. Lantaran jika perang berlanjut dapat memicu terjadinya Perang Dunia Ketiga.
“Konferensi berjalan hampir mendekati kuliah umum, jadi kami hanya menyimak narasi yang dibawakan oleh Pak SBY dan jajarannya, serta tidak ada sesi tanya jawab. Tapi saya berdiri di podium untuk mengucapkan rasa terimakasih dan mengundang mahasiswa UKM untuk berkunjung ke Indonesia untuk mengenali budaya, ’’ papar delegasi UNAIR itu.
Meskipun demikian, kedua mahasiswa UNAIR itu berkesempatan mengibarkan Bendera Merah Putih di beberapa titik strategis di Malaysia. Ada Menara Petronas, Batu caves, dan Pusat pemerintahan federal Malaysia.
“Aksi dalam pengibaran bendera merah putih ini merupakan langkah kecil saya dalam menyambut dan memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, ’’ kata Alfinaskhi yang juga Awardee Beasiswa Inovator Muda Nusantara (IMN) .
Alfinaskhi menambahkan bahwa pemimpin masa depan bukanlah seorang yang mudah puas dan bangga dengan apa yang telah ia miliki. Namun dialah yang memiliki jiwa lifelong learner, yang haus akan ilmu dan keinginan untuk terus meningkatkan kapasitas dirinya.
“Bisa berkontribusi dalam konferensi internasional menjadi bagian dari mimpi saya untuk berdampak positif terhadap Indonesia yang lebih baik dan bermartabat, ’’ ujarnya.
Penulis: Viradyah Lulut Santosa
Editor: Khefti Al mawalia