SURABAYA – Universitas Airlangga mengadakan pameran arsip pandemi Covid-19 di Balai Pemuda Alun-Alun Surabaya pada Selasa (03/01/2023). Pameran tersebut menyajikan arsip dokumen kebijakan, foto dan video yang menggambarkan upaya UNAIR menghadapi pandemi Covid-19, hingga sarana dan inovasi yang dilakukan selama pandemi tersebut.
Sekretaris UNAIR Dr Koko Srimulyo Drs MSi menyampaikan bahwa pameran arsip pandemi Covid-19 bertujuan untuk menyimpan dokumentasi penanganan Covid-19 di Indonesia. Sehingga, generasi yang akan datang dapat mempelajari serta menangani wabah serupa dengan lebih matang.
Koko juga berharap ada museum Covid-19 di indonesia untuk mengumpulkan serta menyimpan dokumentasi penanganan Covid-19 di Indonesia yang lebih baik. Ia mengatakan bahwa pameran arsip Covid-19 tersebut merupakan pemantik UNAIR untuk membangun museum tentang Covid.
Baca juga:
AcSES FEB UNAIR Sukses Gelar FALAH 2022
|
Salah satu pengunjung sedang melihat robot Isyana inovasi penanganan Covid-19. (Foto: Agus Irwanto PKIP).
“Karena di Indonesia belum ada museum tentang Covid. Barangkali ide museum tentang Covid ini pertama kali di Indonesia. Mestinya, seperti ini itu museum tentang Covid-19 akan dibuat oleh pemerintah Indonesia, ” katanya.
Sementara itu, Wakil Rektor UNAIR Prof Dr Ni Nyoman Tri Puspaningsih MSi menyampaikan bahwa dalam pameran tersebut terdapat tiga arsip yang ditampilkan. Yakni, arsip penanganan Covid-19 garda depan, arsip penanganan orang terinfeksi, hingga arsip penanganan korban meninggal akibat Covid-19.
“Jadi saya rasa sih, lengkap semua kegiatan pengarsipan ini mulai awal sampai akhir, sampai yang sembuh maupun yang tidak bisa diselamatkan. Dan penghargaan-penghargaan, dokumen foto, maupun video, ” ujarnya.
Prof Nyoman juga menerangkan bahwa UNAIR telah mengirimkan 1.225.000 dosis vaksin Inavac kepada Kementerian Kesehatan yang siap digunakan untuk masyarakat dewasa. Namun, vaksin booster dewasa masih menunggu pengecekan BPOM.
“Sekarang setiap batch produk vaksin itu dicek oleh BPOM, walau sudah mendapat EUA (Emergency Use Authorization) bukan berarti langsung dikirim. Tapi dicek lagi supaya tidak terjadi residu yang tidak diinginkan, aman, kemudian dikirim, ” katanya.
Prof Nyoman menambahkan, vaksin Inavac telah siap dikirim ke 34 provinsi. Ia berharap Jawa Timur mendapatkan sebagian dosis vaksin tersebut. (*)
Penulis: Muhammad Mu’afa Rahman
Editor: Binti Q. Masruroh